“Bila aku dunia, aku adalah manusia. Bila aku sebuah cerita , aku adalah peran utama”
Aku pernah bertemu dengan setitik indonesia
kebetulan saja aku diajak berbicara
aku khawatir tak mempunyai bahan komedi belaka
untuk memperkilau suasana
Kali pertama aku melihatnya
ia berbaju mewah beberapa tahun lamanya
banyak harta yang dikenakan; kalung, cincin permata
bersama aroma cengkih, dan kau mengalir di mana-mana
Aku selalu berusaha untuk tak bersuara
sekadar tunduk mendengar kesungguhannya
ia hanya tertawa
merasa beruntung mempunyai kawan-kawan yang setia
Aku bertanya sekenanya
karena aku tak tau siapa dia
sepasang sepatu mendekati wajah dunia
saat itulah, ada sesuatu yang mencekam dengan ‘titik indonesia’
Tanjung Priuk, 26 April 2015